PRESTASI ANAK CERMIN KEPERDULIAN ORANG TUA

 “ Bu, mohon dibantu anak-anak mengerjakan tugas. Ini sudah beberapa kali Romi tidak menyelesaikan tugas dengan baik”, kata seorang guru.

“ Waduh, bu, saya sibuk, bu. Lagipula saya dulu nggak pernah belajar ini. Dan nggak berbakat ngajar. Entar deh, saya carikan guru private”, jawab seorang Ibu yang tangannya memegang BB dan sebelumnya aktif menebar status di FB nya.

Kebanyakan kasus prestasi rendah pada anak seringkali berawal ketidakperdulian orang tua. Banyak orang tua yang sepenuhnya menyerahkan persoalan pendidikan pada sekolah.

Mereka kemudian tidak menyadari jika anak mereka membutuhkan bimbingan dari orang tuanya dalam banyak hal. Mulai dari pendidikan soal kedisplinan hingga keterampilan-keterampilan sosial. Serta, ketika belajar bersama, terjadi komunikasi yang intens antara anak dengan orang tuanya yang memperkuat ikatan emosional antara anak dengan orang tuanya.

Alasan orang tua untuk tidak mau larut dengan perkembangan anaknya antara lain kesibukan pekerjaan, atau  tidak sanggup mengatasi tingkah laku anak. Cilakanya banyak orang tua yang pada dasarnya tidak mau direpotkan dengan urusan perkembangan anak-anaknya. Alhasil menyerahkan tanggung jawab untuk mendidik anaknya pada pihak lain. 

Padahal anak sangat membutuhkan perhatian orang tua, khususnya, selama  mengalami perkembangan motorik, verbal, numeric terutama hingga anak berumur 4 tahun.

Anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam mengekplorasi dunianya, menjawab rasa ingin tahu si anak. Dan banyak lagi kebutuhan anak yang dipastikan bisa mengurangi ketenangan orang tua.  

Oleh sebab itu, jika anak prestasi anak rendah, bisa jadi itu bukan karena anak tidak cerdas. Namun karena orang tua yang  menyebabnya anaknya demikian. Semoga teman-teman pembaca bukan salah satu diantaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar